Postingan

Jonaha si penipu Ulung

SIJONAHA PENIPU ULUNG* Oleh: Thompson Hs Ada seorang anak yatim piatu bernama Jonaha. Di Tanah Karo namanya sering disebut-sebut Jinaka. Sejak kecil dia sudah yatim piatu. Sehingga salah seorang dari pamannya terpaksa mengasuhnya. Dikatakan terpaksa karena paman Jinaka tidak begitu suka dengan keluguan Jinaka. Pamannya juga menganggap dia bodoh untuk dibawa kemana-mana. Paman Jinaka adalah seorang pemain judi dan mencari lawan bermain judi ke berbagai kuta atau kampung. Sifat pamannya yang juga suka memerintah menganggap Jinaka terlalu lamban. Namun ada juga kalanya Jinaka seperti orang jenaka. Kalau pamannya minta dibangunkan lebih pagi dia akan lebih dulu meniru suara ayam berkokok. Lalu pamannya benar-benar bangun “Jinaka!” Panggil Pamannya suatu kali sebelum berangkat bermain judi. Jinaka belum bangun ketika itu. Lalu berulang-ulang pamannya memanggil, Jinaka baru terbangun. “Kai, Mama? Apa, paman?” Jawab Jinaka sambil malas-malas menggerakkan tubuhnya. “Medak kam, bangun kamu!” Sa

Siboru Tumbaga

Cerita ini dicopas dari blog wordpress.  Oleh: Thompson Hs E-mail: thompsonhs@ymail.com Di desa Sisuga-suga tinggallah seorang tua bernama Ompu Guasa. Dia mempunyai seorang adik bernama Amani Buangga. Namun sang adik tidak seperti abang yang sudah lama memiliki banyak harta. Konon pada masa mudanya Ompu Guasa rajin berniaga ke daerah Barus serta banyak kenalan. Sekarang uban mulai menjadi mahkota di kepalanya. Sehari-hari pun sudah lebih suka berdiam di rumah untuk merenungkan perjalanan hidup. Tiba-tiba beliau teringat kembali kalau belum memiliki seorang anak lelaki untuk mewarisi semua hartanya. Istrinya pun sudah lama meninggal. Dua putrinya, bernama Siboru Tumbaga dan Si boru Buntulan, tak mungkin mewarisi semua harta kelak. Adat selama ini seperti memastikan hak waris hanya dapat diteruskan oleh anak laki-laki. Kenyataan itulah yang sering membuat Ompu Guasa gelisah meskipun adiknya mempunyai keturunan laki-laki. Kegelisahan ompu Guasa sangan tekesan dalam batuknya. Namun selalu

SIBORU DEAK PARUJAR

SIBORU DEAK PARUJAR* Oleh: Thompson Hs             Ktuk… ktuk… ktukktuk! Tiba-tiba Siboru Deak Parujar menghentikan alat tenunnya. Pekerjaan sehari-hari Siboru Deak Parujar memang lebih banyak bertenun. Selain bertenun, terkadang merasa lelah karena duduk berlama-lama menyelesaikan tenunannya. Namun untuk melepaskan rasa lelah dia pergi ke bawah pohon Tumburjati. Pohon kehidupan itu terasa rindang bagi semua penghuni Banua Ginjang atau kahyangan. Letaknya dari beberapa hunian di kahyangan tidaklah sesunyi Porlak Sisoding, taman tersembunyi yang menyimpan hal-hal rahasia. Pohon Tumburjati kelihatan selalu ramai seperti ranting dan daunnya. Di sanalah mereka mendapat pengetahuan atas berbagai hal, termasuk kodrat masing-masing. Kalau daun Tumburjati gugur, semua penghuni kahyangan langsung dapat mengartikannya. Daun-daunnya yang menangkup ke lapis langit pertama dan tertinggi seakan memohon agar tidak gugur sebelum waktunya. Namun ada kalanya dari daun termuda terpaksa jatuh bersama ran

Kisah Guru saman dari lau baleng

Di tengah sebuah hutan terdengarlah suara yang sumbernya berubah-ubah. Suara itu memanggil-manggil satu nama: Saman! Saman! Saman! Lalu seorang laki-laki entah dari mana seperti ingin menghadapi suara itu. Namun dengan gaya pencak dan satu dua loncat salto, laki-laki itu nampak menyatu dengan irama suara yang memanggil-manggilnya. Laki-laki itu bermata merah, kumis melintang, dada berbulu, dan berambut panjang serta janggut tak beraturan. Dialah Guru Saman yang mengaku dari Lau Balang Tanah Karo. “Guru…!” Saman dengan lantang menghadap suara itu dan meneruskan isi hatinya. “Ilmu yang kuterima dari Guru sudah kucoba!.” “Saaamaaan!” “Guuuru!” “Tapi ilmu itu pergunakanlah sebaik-baiknya. Ingat, ada tiga syarat ilmu itu.” Suara itu perlahan dan bergema kembali. “Guuuru!” “Kau tidak boleh membunuh yang tidak bersalah kepadamu, tidak boleh membunuh anak-anak, dan….” “Satu lagi, Guuuru!” “Dan kau tidak boleh membunuh wanita yang sedang berbadan dua!”             “Baiklah, Guru.” Ketus Saman s

NIAN, monster yang sangat ganas (legenda cina)

Legenda mengatakan bahwa pada jaman dahulu dunia dipenuhi dengan binatang-binatang buas dan berbahaya. Diantara mereka terdapat sebuah monster yang sangat besar, Nian. Nian mempunyai kebiasaan memulai makan manusia tepat pada malam tahun baru. Nian mempunyai mulut yang sangat besar yang dapat menelan banyak orang sekaligus dalam sekali lahap, sehingga tidak heran jika penduduk menjadi amat takut kepadanya. Pada suatu hari, ada seorang tua yang datang untuk menolong mereka. Beliau menawarkan diri untuk menaklukkan sang monster Nian. Walaupun setengah percaya, penduduk setuju. Maka orang tua itu pun mencari Nian. Pada saat bertemu Nian, Nian masih terlelap tidur, orang tua itu berteriak, “Nian bangun! Saat ini adalah malam tahun baru. Bangun!” Mendengar teriakan itu, Nian pun bangun. “Jadilah baik dan buang sifat jahatmu. Hentikan kebiasaanmu memakan manusia”, kata orang tua itu. “Ha, ha, ha. Hai orang tua, kamu telah menghantarkan dirimu. Tidakkah kamu takut aku akan memakanmu?”, ejek N