Langsung ke konten utama

Chef Suriah Sukses Buka Restoran di London

Dunia, London - Pengungsi yang mata pencahariannya sebagai chef itu tampak pilu setelah tempat usahanya hancur akibat perang saudara di Suriah. Dia memutuskan membuka restoran di London Timur.

Pria jago masak itu bernama Imad Alarnab. Dia tiba di London pada 2015 setelah kabur dari rumahnya di Damaskus untuk menghindari kecamuk perang brutal di sana.

Sebelum hancur, restorannya menyediakan makanan asli Timur Tengah bagi para wisatawan yang berkunjung ke Suriah untuk ziarah. Namun itu masa lalu, karena semua yang dimiliki Imad di negerinya luluh lantak dihantam mortir.

Kini, pilu Imad berganti dengan bahagia. Sejumlah lembaga amal baik lokal maupun nasional dan para pengusaha memberikan dukungan kepada lelaki berkepala plontos ini membangun kembali restorannya di Inggris.

Mereka, Standard melaporkan, memberikan tempat bagi Imad untuk mendirikan Dapur Suriah di Jalan Kolumbia, Hackney, London Timur.

Imad bercerita kepada Standard, ketika meninggalkan Damaskus dia pergi melalui Lebanon, Turki, Yunani, Macedonia, Hungaria, Austria, Jerman dan Francis.

Di sejumlah negara itu, Imad menerangkan, dirinya jalan kaki, berlari, naik sepeda, atau kereta api.

Dia tiba di London pada 2015. Selanjutnya, Imad membawa seluruh anggota keluarganya, termasuk tiga anak gadisnya berusia enam, 10 dan 13 tahun. Mereka bergabung dengan Imad pada Juli 2016.

Imad mengaku gembira berada di London karena disambut baik di kota tersebut. Meskipun baru tiba pada 2015, Imad merasa memiliki banyak teman dan seperti sudah lama tinggal di London.

Imad bekerja sebagai salesman mobil di Harrow sebelum membuka restoran Suriah untuk menambah pendapatan yang sebagian hasilnya disumbangkan untuk anak-anak Suriah korban perang.

Melalui pekerjaan itulah dia memperkenalkan diri ke lembaga bantuan anak PBB, UNICEF, mengenai kegiatannya. Selain demi keluarga, Imad mencari uang lebih demi anak-anak Suriah lainnya.

Seperti gayung bersambut. UNICEF bersedia bekerjasama dengan Imad untuk mendirikan Dapur Suriah dalam waktu tiga bulan.

Dapur Suriah menyediakan makan siang dan malam. Hampir seluruh bahan makanan disumbang oleh perusahaan katering dari London Utara dan badan usaha Hampstead Kitchen. Adapun pelayannya berasal dari para tim relawan.

Imad menuturkan, dia ingin Dapur Suriah nyaman bagi setiap orang dan mereka merasa seperti di rumah sendiri. Seluruh makanan yang disajikan di Dapur Suriah, jelas Imad, adalah makanan tradisonal seperti yang dimasak ibunya untuk dia. Sekarang seluruhnya untuk warga London, kata Imad.

Menurut data statistik UNHCR, lebih dari 49 juta warga Suriah meninggalkan negeri itu sejak dimulainya konflik bersenjata pada 2011.

STANDARD | CHOIRUL AMINUDDIN


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapal AL Cina Tangkap Drone Bawah Laut AL Amerika

Pemerintah Belum Akan Terbitkan Surat Jaminan Pinjaman LRT

Cara membuat screenshot manual