Langsung ke konten utama

Transaksi Pasar Modal di Bali Tembus Rp5,01 Triliun

Bisnis, Jakarta - Transaksi pasar modal di wilayah Bali Nusra pada 2016 berhasil mencapai Rp5,01 triliun atau mengalami kenaikan hingga 34,5% jika dibandingkan dengan 2015, senilai Rp3,7 triliun.

Gencarnya sosialisasi mengenai pasar modal terhadap mahasiswa di tiga kawasan serta‎ pembukaan galeri baru diklaim sebagai pendorong meningkatnya jumlah transaksi pasar saham di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada 2016 lalu, Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar membuka galeri investasi di 6 lokasi, dengan rincian 3 di di NTT , 2 di Bali, dan 1 di NTB. Selain itu, dari seluruh kegiatan sosialisasi, BEI Denpasar sudah menjaring 8.440 peserta dan 58,51% di antaranya telah membuka account langsung di tempat acara.

Sisanya 41,49% membuka setelah acara atau masih dalam proses ditindaklanjuti oleh sekuritas atau anggota bursa (AB).

"Selama tahun lalu, kami sangat gencar mensosialisasikan bursa efek khususnya mahasiswa‎. Pendekatan ini kemungkinan yang membuat semakin banyak investor baru dan transaksi," tutur Kepala Kantor Perwakilan BEI Bali I Gusti Alit Nitrayatna, kepada Bisnis, Selasa (7 Februari 2017).

Dia memaparkan upaya gencar yang dilakukan tahun lalu tidak saja meningkatkan nilai transaksi tahunan, tetapi‎ transaksi bulanan sekuritas yang beroperasi di Bali Nusra juga bertumbuh menjadi Rp27,84 miliar per bulan, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp20,71 miliar. Jumlah sekuritas yang beroperasi di wilayah Bali Nusra sebanyak 15 perusahaan.

Menurut Alit, nilai transaksi tersebut masih berpotensi naik karena belum semua sekuritas yang beroperasi di wilayah ini mengumpulkan data. Dia mengatakan kenaikan transaksi merupakan dampak dari peningkatan jumlah ‎rekening efek baru.

BEI Denpasar mencatat total rekening baru di tiga wilayah mencapai 4.732 rekening, tumbuh 40% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya 3.388.‎ Adapun karakteristik pemilik rekening paling dominan adalah berusia 40 tahun ke atas, diikuti dengan usia 31 tahun-40 tahun.

Peningkatan jumlah rekening baru ikut ditopang meroketnya rekening anyar dari NTT yang mencatat mengalami pertumbuhan tertinggi 1.030,32% menjadi 1.752 investor dari tahun sebelumnya hanya 155 investor. Penambahan di Bali‎ sebanyak 2.507, naik 81,8% dibandingkan tahun sebelumnya 1.379 investor, sedangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 473 investor, tumbuh 84,05% dari tahun sebelumnya 257 investor.

Diakui oleh Alit, pada tahun lalu pihaknya sangat gencar melakukan sosialisasi di NTT karena besarnya potensi yang dimiliki daerah ini seiring tingginya perhatian pemerintah pusat. Diyakininya peningkatan investasi ke daerah ini ke depannya akan memberikan dampak signifikan terhadap transaksi pasar modal.

"Kami mengikuti program pemerintah pusat, dengan adanya pembangunan di sana maka sudah pasti ada investasi dan itu peluang," tuturnya.

Alit optimistis tahun ini jumlah rekening dan investor akan terus naik seiring meningkatnya kesadaran masyarakat berinvestasi di pasar modal. Optimisme tersebut juga didorong rencana menambah galeri investasi di Universitas Udayana, Bali serta mengajak perusahaan lokal untuk masuk bursa baik menjadi perusahaan go publik maupun hanya mencari pendanaan di pasar modal.

Jumlah galeri di NTT rencananya juga akan ditambah untuk semakin mengintensifkan sosialisasi dan edukasi kepada mahasiswa. Dia menyatakan juga akan semakin gencar mendekati mahasiswa dan generasi muda agar karakteristik investor dari kalangan muda semakin membesar.
BISNIS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapal AL Cina Tangkap Drone Bawah Laut AL Amerika

Pemerintah Belum Akan Terbitkan Surat Jaminan Pinjaman LRT

Cara membuat screenshot manual