Langsung ke konten utama

Pilkada Serentak 2017, BIN: Papua dan Aceh Paling Rawan

Nasional, Jakarta - Badan Intelijen Negara menyatakan dua daerah perlu diperhatikan dan diawasi secara khusus saat Pemiihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Dua daerah itu adalah Aceh dan Papua karena paling rawan konflik, baik sebelum Pilkada ataupun setelah penghitungan suara.

Di Aceh, dua wilayah yang perlu diawasi khusus adalah Aceh Timur dan Utara. Di Papua meliputi Puncak Jaya, Jayapura, dan Nduga. “Di Aceh ada intimidasi kelompok bersenjata,” kata Deputi II Badan Intelijen Negara (BIN) Mayor Jenderal Thamrin Marzuki, di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2017. Sedangkan di Papua, kelompok bersenjata masih ada di pegunungan.

Baca:
Kapolda: Ada Tiga Aksi Unjuk Rasa Menjelang Hari Pemilihan Gubernur DKI
Pada Masa Tenang, KPU Ancam Sanksi Pidana kepada Pelanggar
Pilkada, Ada Pengerahan Ribuan Anggota Brimob ke Jakarta  

Kelompok bersenjata itu ada yang telah menyatakan mendukung pasangan calon tertentu. Kerawanan juga berpotensi terjadi pada penggelembungan suara dan pengaruh dari kepala suku di wilayah Papua. Konflik pasca perhitungan suara dan penetapan pemenang diprediksi akan terjadi. “Biasanya ada euforia berlebihan.”

Thamrin mengusulkan agar penyelenggara pemilu membentuk pengawas independen secara khusus di Aceh dan Papua. Selain itu juga mengusulkan penambahan satuan keamanan dari Kepolisian RI dan Tentara Nasional Indonesia.

Baca juga:
Persiapan Pengamanan Pilkada Serentak 2017 Capai 80 Persen 
Daerah Terawan Pilkada 2017, Ketua KPU: Semua Diperhatikan

Senada dengan Thamrin, Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian menyatakan Aceh dan Papua sebagai daerah rawan konflik. Jakarta dan beberapa wilayah di Indonesia bagian timur juga rawan. "Seperti di Sulawesi Tenggara," kata Tito.

Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri Komisaris Jenderal Lutfi Lubihanto menyatakan akan mengerahkan 113.554 personel yang terdiri dari 71.969 anggota Polri dan 41.585 Brigadir Mobil. Pengamanan juga akan dibantu personel TNI sejumlah 12.854 orang dan satuan perlindungan masyarakat (Linmas) sebanyak 198.644 orang. Total pengamanan menjadi 325.052 personel gabungan.

Kepolisian membagi dua daerah rawan. Di antaranya Polda rawan I yang terdiri dari 21 daerah, dan rawan II meliputi sembilan daerah. Adapun pola pengamanan rawan I yakni 2-4-2 (2 polisi, 4 linmas, dua tempat pemungutan suara), serta 2-2-1 (2 polisi, 2 linmas, 1 TPS) untuk rawan II.

“Untuk TPS khusus, pola pengamanannya sama dengan rawan II,” ujar Lutfi. Adapun TPS khusus meliputi rumah tahanan, lembaga permasyarakatan, rumah sakit, dan panti sosial.


DANANG FIRMANTO | DEWI SUCI RAHAYU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapal AL Cina Tangkap Drone Bawah Laut AL Amerika

Pemerintah Belum Akan Terbitkan Surat Jaminan Pinjaman LRT

Cara membuat screenshot manual